Abstrak
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UHAMKA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, Desember 2010 Herlin Puspa Hapsari Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-Menstruasi Syndrome (PMS) Pada Remaja Putri SMA Negeri 2 Tambun Selatan Tahun 2010. xv + 50 Halaman, 1 Gambar, 23 Tabel, 4 Lampiran ABSTRAK Pre-Menstrual Syndrome (PMS) adalah gejala-gejala yang dialami seorang wanita beberapa hari sebelum haid. Sekitar 75% wanita usia reproduksi mengeluhkan pernah mengalami sedikitnya satu gejala Pre-Menstrual Syndrome (PMS) (Barnharf, 1995 dalam Halbreich, 2007). Gejala Pre-Menstrual Syndrome (PMS) keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dan sebagainya, sedang pada kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut diatas (Wiknjosastro, 2005). Ruang lingkup penelitian ini adalah mengtahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Pre-Menstruasi Syndrome pada remaja putri SMA Negeri 2 Tambun Selatan. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional dimana seluruh variabel diamati dan diukur pada saat bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Tambun Selatan pada bulan Agustus 2010. Waktu pengambilan data direncanakan bulan Agustus 2010. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan model stratifikasi. Dari hasil perhitungan statistik didapat 80 responden. Nilai tersebut ditambah 10% untuk mengurangi tingkat kesalahan pada penelitian sehingga hasilnya menjadi 88 responden, bilangan dibulatkan menjadi 90 responden. Dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan mengenai gambaran kejadian Pre-Menstruasi Syndrome pada remaja putri SMA Negeri 2 Tambun Selatan menunjukkan kejadian Pre-Menstruasi Syndrome (PM (57,8%), asupan kalsiumnya kurang (70,0%), asupan magnesiumnya kurang (57,8%), aktivitas fisiknya berat (71,1%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, asupan kalsium, asupan magnesium, aktivita fisik dengan kejadian PMS (p-value > 0,05). Oleh Karenna itu, disarankan bagi SMA Negeri 2 Tambun Selatan agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswi khususnya tentang pencegahan dan penaggulangan Premenstrual Syndrome (PMS) dalam kurikulum sekolah. Daftar Bacaan : 23 (1980-2010)