Abstrak
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT (SKM) PEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, Oktober 2010 Ati Fajriati Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Perkembangan Bayi Usia 6-12 di Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak Banten 60 halaman, 27 tabel, 3 gambar ABSTRAK Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai usia lima tahun, bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sekaligus hidup tumbuh kembang, meningkatkan kualitas hidup agar mencapai tumbuh kembang optimal. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukkan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 0--6 bulan bayi cukup diberi ASI Eksklusif memberikan ASI sedini mungkin merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. ASI merupakan zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, sehingga anak yang sehat tentu akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi sehingga anak lebih berkembang kepandainya dibandingkan anak yang sering sakit, faktor yang diduga berhubungan dengan perkembangan bayi usia 6-12 adalah pola pemberian ASI, riwayat kesehatan, berat badan lahir, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pola asuh penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola pemberian ASI dengan perkembangan bayi usia 6--12 di Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak Banten tahun 2010. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan disain cross sectional. Penelitian dilakukan di Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak Banten tahun 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6-12 yang ada di Desa Cipanas, dan Sampel penelitian ini adalah total populasi sebanyak 70 bayi yang berada wilayah Desa Cipanas. Untuk menganalisis data yang telah diperoleh penulis menggunakan SPSS dengan uji Chi Square secara univariat dan bivariat, uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel, yaitu variable independen dan variabel dependen. Hasil univariat menunjukkan bayi yang mempunyai perkembangn normal sebanyak 47 orang (67,1%) lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang mempunyai perkembangan terlambat yaitu 23 orang (23,9%) ibu yang memiliki pola pemberian ASI kurang baik yaitu sebanyak 49 orang (70%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki pola pemberian ASI baik yaitu sebanyak 21 orang (30%). Bayi yang mempunyai riwayat kesehatan sehat dalam satu bulan terakhir yaitu sebanyak 56 orang (80%) lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang sakit yaitu sebanyak 14 orang (20%). Bayi yang mempunyai berat badan lahir tidak BBLR yaitu sebanyak 60 orang (85,7%) lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang mempunyai berat badan lahir BBLR yaitu 10 orang (14,3%). Ibu yang mempunyai pendidikan rendah yaitu sebanyak 44 orang (62,9%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pendidikan tinggi yaitu sebanyak 26 orang (37,1%). Ibu yang tidak bekerja yaitu sebanyak 46 orang (65,7%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang bekerja yaitu sebanyak 24 orang (34,3%) dan ibu yang memiliki pola asuh yang baik yaitu sebanyak 49 orang (70,0%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki pola asuh yang kurang baik yaitu sebanyak 21orang (20,0%). Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa dari 7 variabel yang diteliti ternyata 2 variabel menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik, yaitu riwayat kesehatan (p value = 0,000) dan pekerjaan ibu (p value = 0,006). Sedangakan yang tidak mempunyai hubungan yang bermakna adalah pola pemberian ASI, berat badan lahir, pendidikan ibu, dan pola asuh bayi. Dari hasil diatas saran peneliti kepada orangtua selain memantau pertumbuhan anak, juga sebaiknya memantau perkembangan anaknya secara rutin di posyandu atau puskesmas, sehingga anak yang mempunyai perkembangan terlambat dapat segera terdeteksi dan dapat diberikan interverensi sedini mungkin. Daftar bacaan 60 (1987-2007)