Abstrak
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UHAMKA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi : 10 November 2010 THEDA TALITHA Asupan Kalsium dan Faktor-faktor yang Berhubungan pada Remaja di SMK Al-Ikhwaniyah Pondok Aren, Tangerang Tahun 2010 xix, 90 halaman, 9 gambar, 36 tabel, 9 lampiran ABSTRAK Masa remaja merupakan masa yang baik untuk memaksimalkan kepadatan tulang karena pada masa ini terjadi lebih banyak pembentukan massa tulang yaitu sekitar 45%. Tetapi asupan kalsium pada remaja umumnya masih kurang dari yang dianjurkan. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran asupan kalsium dan beberapa faktor yang berhubungan pada remaja SMK Al-Ikhwaniyah Pondok Aren, Tangerang. Penelitian pada remaja di SMK Al-Ikhwaniyah ditemukan rata-rata asupan kalsium pada remaja sebesar 982,00 mg/hr. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang dilaksanakan pada bulan Juli 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1, 2, dan 3 dengan besar sampel 68 remaja. Cara pengambilan sampel dengan metode stratifikasi random sampling dengan cara ukur wawancara dan angket. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah asupan kalsium yang diukur menggunakan food recall dan dibandingkan dengan AKG 2003 untuk remaja namun batas yang dipakai 80% AKG sudah dikatakan baik. Sedangkan variabel independen meliputi jenis kelamin, tingkat pengetahuan, karakteristik orang tua (pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu), paparan sinar UV, frekuensi konsumsi inhibitor kalsium dan pengaruh peer group. Dari hasil analisis, sebanyak 80,9% responden memiliki asupan kalsium yang baik. 50% responden berjenis kelamin laki-laki, 64,7% responden memiliki tingkat pengetahuan kurang baik, 72,1% responden memiliki ayah yang berpendidikan rendah dan 77,9% ibu yang berpendidikan rendah. Untuk pekerjaan ayah 97,1% responden memiliki ayah yang bekerja, sedangkan 50,0% responden memiliki ibu yang tidak bekerja, 91,2% responden terpapar sinar UV cukup, 50,0% responden mengkonsumsi inhibitor kalsium yang tinggi dan 72,1% dari responden mempunyai pengaruh peer group yang lemah. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan asupan kalsium (P-value 0,031). Sedangkan untuk kedelapan variabel lainnya tidak terdapat hubungan yang signifikan (P-value ≥ 0,05). Untuk mencegah timbulnya masalah gizi yang berkaitan dengan defisiensi kalsium dimasa dewasa nanti, sebaiknya institusi pendidikan juga turut serta dalam meningkatkan konsumsi kalsium pada siswanya dengan menyediakan kantin sekolah dengan menjual makanan yang banyak mengandung kalsium. Bagi remaja diharapkan untuk dapat meningkatkan pengetahuannya tentang gizi terutama kalsium. Daftar pustaka: 52 bacaan (1985-2010)