Abstrak
ABSTRAK Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan, pada masa ini ASI masih harus tetap diberikan. Adapun tujuan dari pemberian MP-ASI untuk menambah energi dan zat-zat gizi lain yang diperlukan bayi karena kebutuhan gizi bayi yang semakin meningkat sehingga ASI tidak cukup lagi memenuhi kebutuhannya (Depkes RI, 2004). Desa Gintung adalah salah satu desa yang penduduknya banyak memiliki pasangan muda yang notabene memiliki anak balita yang tidak sedikit telah melewati masa menyusui, dengan demikian peneliti ingin melihat sejauh mana dan seberapa besar Pemberian MP-ASI pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada Bayi 6?24 bulan di RW 01 desa Gintung, Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang, Banten Tahun 2009. Jenis penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan menggunakan disain penelitian cross sectional, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel, yaitu variabel terikat (dependent) dengan variabel bebas (independent) pada waktu yang sama. Teknik sampel yang digunakan yaitu sampling jenuh, dimana seluruh yang ada dipopulasi akan dijadikan sampel dengan jumlah sampel sebanyak 75 bayi yang tersebar pada 5 RT, yaitu RT 01 sebanyak 12 bayi, RT 02 sebanyak 14 bayi, RT 03 sebanyak 13 bayi, RT 04 sebanyak 17 bayi dan RT 05 sebanyak 19 bayi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel dependen dan independen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Makanan Pendmping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada bayi di RW 01 Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang, Banten Tahun 2009 yang terbanyak adalah yang tepat waktu memberikan MP-ASI pada anaknya sebanyak (50,7%), tingkat pendidikan rendah (61,3%), pengetahuan baik (66,7%), ibu berusia muda (50,7%), jumlah anaknya sedikit (69,3%), pendapatan diatas rata-rata (53,3%), tempat melahirkan fasilitas kesehatan (93,3%), penolong persalinan tenaga kesehatan (80%), keterpaparan informasi tidak pernah (61,3%), dan dukungan keluarga tidak ada (66,7%). Dari sembilan variabel yang diteliti, hanya ada empat variabel yang berhubungan yaitu tingkat pendidikan ibu (P value 0,041), pengetahuan ibu (P value 0,022), umur ibu (P value 0,049) dan penolong persalinan (P value 0,038), sedangkan variabel yang tidak berhubungan antara lain jumlah anak (P value 0,862), pendapatan keluarga (P value 0,206), tempat melahirkan (P value 0,200), keterpaparan informasi (P value 0,117) dan dukungan keluarga (P value 0,870). Untuk menghindari persepsi yang salah terhadap pemberian MP-ASI pada bayi maka perlu diadakan suatu bentuk penyampaian informasi mengenai gizi bayi dan anak terutama mengenai pemberian makanan pendamping ASI kepada ibu yang mempunyai bayi dan ibu hamil, seperti mengenai usia yang tepat untuk meberikan MP-ASI, jenis-jenis MP-ASI, cara pemberiannya, serta risiko yang terjadi apabila MP-ASI diberikan sebelum waktunya melalui penyuluhan secara terus-menerus oleh para tenaga kesehatan yang sudah terlatih sehingga ibu bayi tidak salah mengartikan tentang pemberian MP-ASI.