Abstrak
ABSTRAK Tingkat perkembangan masing-masing posyandu tidak sama, sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh wilayah dimana posyandu itu berada. Untuk mempermudah melakukan pembinaan, maka Departemen Kesehatan melakukan klasifikasi tingkat kemandirian posyandu dalam 4 tingkatan yaitu strata pratama,strata madya,strata purnama dan strata mandiri (Depkes,1995). Indikator pencapaian posyandu seperti yang tercantum dalam Manajemen Analisis Rumusan Rencana Intervensi Forum komunikasi Depkes RI 1995 selama 1 tahun. Penetapan stratifikasi posyandu yang dimaksud adalah untuk menentukan bentuk intervensi yang tepat dalam memberdayakan posyandu yang mantap. Dalam tingkatan perkembangan posyandu penulis mengkategorikan posyandu mantap apabila posyandu sudah purnama, mandiri dan posyandu belum mantap apabila posyandu masih pratama, madya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik kader berdasarkan pengetahuan, umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, lama menjadi dan pelatihan kader, serta partisipasi tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dengan tingkat perkembangan posyandu di wilayah Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat tahun 2009. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian ini adalah 103 posyandu dengan memakai random sampling besarnya sampel sebanyak 44 posyandu yang diteliti, kemudian diwakilkan oleh masing-masing kader yang terpilih. Adapun kriteria kader adalah Kader yang selalu datang dan aktif dalam kegiatan posyandu setiap bulannya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat perkembangan posyandu sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik kader berdasarkan pengetahuan, umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, lama menjadi dan pelatihan kader, serta partisipasi tokoh masyarakat dan petugas kesehatan. Analisis yang digunakan adalah univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Perkembangan Posyandu yang mantap (purnama, mandiri) sebanding dengn tingkat perkembangn posyandu yang belum mantap (pratama,madya) yaitu sebanyak 22 posyandu (50%). Hasil univariat karakteristik kader berdasarkan pengetahuan tinggi untuk nilai ≥ 7 sebanyak 32 orang, umur tua (≥ 49 tahun) sebanyak 25 orang, pendidikan rendah < SMP sebanyak 37 orang, kader yang tidak bekerja sebanyak 31 orang, menjadi kader ≥ 19 tahun sebanyak 23 orang, dan yang pernah mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 41 orang. Kader yang pernah mendapatkan partisipasi dari tokoh masyarakat yaitu sebanyak 31 orang dan dari petugas kesehatan sebanyak 29 orang. Hasil uji Statistik menunjukan variabel karakteristik kader yang tidak berhubungan secara bermakna dengan tingkat perkembangan posyandu adalah pengetahuan (pvalue 0,176), umur (pvalue 0,761), pendidikan (pvalue 1,000), status pekerjaan (pvalue 0,099), lama menjadi kader (pvalue 0,763), dan pelatihan kader (pvalue 1,000), serta partisipasi dari tokoh masyarakat (pvalue 0,099). Sedangkan yang berhubungan secara bermakna adalah petugas kesehatan (pvalue 0,026). Diharapkan agar kader mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di posyandu dengan baik agar menjadi posyandu tingkat mantap yaitu purnama dan mandiri. Sebaiknya petugas perlu mengadakan pertemuan pasca kegiatan posyandu dan mengikutsertakan kader dalam setiap kegiatan posyandu baik di perencanaan sampai pengambilan keputusan karena posyandu adalah sepenuhnya milik masyarakat.