Abstrak
Penggunaan obat-obatan tradisional merupakan suatu terapi alternatif disamping terapi dengan obat sintesis. Lidah buaya (Aloe barbadensis Mill.) merupakan tumbuhan yang digunakan sebagai minuman kesehatan. Dari sejumlah penyakit yang dapat diobati dengan lidah buaya diantaranya yaitu mencegah kanker, meningkatkan kekebalan tubuh, membantu regenerasi sel, dan gangguan fungsi hati. Penelitian ini digunakan untuk melihat aktivitas ekstrak etanol lidah buaya (Aloe barbadensis MilI.) sebagai antihepatotoksik melalui pengukuran kadar bilirubin plasma pada tikus putih yang diberi karbon tetraklorida. Tiga puluh ekor tikus putih jantan dibagi secara acak ke dalam enam kelompok, Kelompok I adalah kelompok dengan perlakuan normal, kelompok II adalah kelompok dengan perlakuan yang diberi karbon tetraklorida 32 mg/200g BB, kelompok III adalah kelompok dengan perlakuan yang diberi kurkumin 5,4 mg/200g BB. kelompok IV, V, VI adalah kelompok perlakuan yang diberi karbon tetraklorida 32 mg/200g BB dan ekstrak lidah buaya 0.45 mg/200g BB, 1,8 mg/200g BB, 7,2 mg/200g BB yang diberikan dalam empat kali selama 48 jam. Setelah itu semua tikus dibedah kemudian diambil darahnya, lalu dilakukan pengukuran kadar bilirubin plasma. kadar rata-rata bilirubin plasma kelompok I adalah 0,28 mg/dl, kelompok II 0,36 mg/dl, kelompok III sebesar 0,29 mg/dl. kelmpok IV sebesar 0,35 mg/dl kelompok V 0,34 mg/dl dari kelompok VI sebesar 0,31 mg/dl. Setelah dianalisa dengan anova satu arah, ternyata tidak menunjukan perbedaan yang signifikan dari kelompok I sampai kelompok VI, dikarenakan variasi kadar terlalu besar dan kecilnya dosis CCI4 yang digunakan sehingga belum memperlihatkan kerusakan hati secara nyata yang ditandai dengan tingginya kadar bilirubin.