Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian Pneumonia pada balita dengan kesehatan lingkungan dalam rumah yaitu teknis bangunan, tata ruang dan polutan udara dalam rumah. Penelitian ini membandingkan yang menderita Pneumonia atau tidak menderita Pneumonia, untuk mengetaliui apakah penderita Pneumonia lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dalam rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita Pneumonia pada balita di Puskesmas Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secaca statistik dengan kesehatan lingkungan dalam rumah menggunakan uji Chi-Square yaitu, teknis bangunan dengan kejadian Pneuminia terdiri dari kualitas lantai P-Value 0,005, dan kulitas lubang ventilasi rumah P-Value 0,001, sedangkan kualitas dinding dan kualitas atap setelah dilakukan uji Chi-Square tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan P-Value (> 0,05). Tata ruang dengan kejadian Pneumonia terdiri dari kondisi lubang ventilasi P-Value 0,024 (< 0,05), sedangkan pemisahan kamar tidur dan letak dapur setelah dilakukan .uji Chi-Square tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan P-Value 0,621 dan 0,340 (> 0,05). Polutan udara dalam rumah dengan kejadian Pneumonia, terdiri dari keberadaan perokok P-Value 0,024 berarti (< 0,05), sedangkan jenis bahan bakar masak dan pengunaan obat nyamuk bakar setelah dilakukan uji Chi-Square tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan P-Value 0,599 dan 0,651 (> 0,05). Karakteristik balita dengan kejadian Pneumonia, terdiri dari umur balita, jenis kelamin balita, status gizi balita, dan status imunisasi setelah dilakukan uji Chi-Square tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statist& dengan P -Value 0,061, 0,303, 0,390, 0,682 (> 0,05). Dari hasil tersebut diatas meunjukkan arti bahwa kesehatan dalam rumah seperti teknis bangunan, tata ruang, polutan udara dalam rumah dan karakterishk balita memberikan kontribusi terhadap resiko timbulnya penderita Pneumonia. Saran dari peneliti tetap meningkatkan program untuk menjaga ketahanan tubuh balita, meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara penyuluhan tentang penyakit Pneumonia secara intensif, penyuluhan oleh tim terpadu mengenai syarat¬-syarat rumah sehat, penyuluhan bahayanya merokok terutama terhadap balita.