Abstrak
Adanya peningkatan jumlah pabrik obat yang memproduksi beraneka merek dagang obat dengan bermacam-macam formulasi menyebabkan semakin bertambahnya obat-obatan yang beredar di pasaran dengan harga yang bervariasi. Salah satunya adalah allopurinol yang dalam sediaan tablet di produksi dalam bentuk tunggal dan dipakai secara luas untuk mengobati penyakit pirai. Allopurinol sangat sukar larut dalam air, sehingga perlu dilakukan uji disolusi untuk memberikan prediksi mengenai keberadaan obat dalam tubuh. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel allopurinol dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran dengan menggunakan rumus √n +1 dan dipilih secara random, sehingga diperoleh 5 produk paten dan 3 produk generik. Setelah itu dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum allopurinol yaitu pada 251 nm, dan operating time selama satu jam untuk melihat kestabilan allopurinol dalam HC1 0,1 N. Kemudian dilakukan uji linieritas untuk mendapatkan persamaan regresi yang akan digunakan untuk menghitung kadar dan persentase terdisolusi allopurinol dan uji akurasi untuk menghitung nilai perolehan kembali. Dilanjutkan dengan penetapan kadar allopurinol dan uji disolusi. Uji disolusi dilakukan menggunakan alat 2, dengan putaran 75 rpm dalam medium HC1 0,1 N selama 45 menit. Hasil uji disolusi diinterpretasikan pada efisiensi disolusi (ED45). Selanjutnya data dianalisa secara statistik menggunakan uji ANOVA satu arah dengan nilai F hitung 65,054 yang lebih besar dari nilai F tabel 2,66. Hal ini menandakan adanya perbedaan bermakna dari tiap produk. Uji tukey LSD dilakukan untuk mengetahui produk mana saja yang berbeda secara bermakna. Hasil uji menunjukkan adanya perbedaan bermakna (sig. < 4,05) diantara kedelapan produk allopurinol.