Abstrak
Salah satu tanaman obat yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai obat tradisional untuk berbagai macam penyakit termasuk penyakit hati ialah temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Senyawa alaminya yang aktif sebagai hepatoprotektor ialah kurkumin. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas ekstrak etanol rimpang temulawak sebagai hepatoprotektor melalui pengukuran kadar SGOT dan SGPT pada serum mencit jantan yang diinduksi karbon tetraldorida (CC14). Sebanyak 35 ekor mencit jantan dengan berat 30 - 40 g, umur 7 - 8 minggu dibagi dalam 7 kelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol negatif yang diberi CCI4 1,5 ml/kg bb dosis tunggal secara oral yang diencerkan dengan minyak zaitun, kelompok II, III, IV, V dan VI adalah kelompok yang masing-masing diberi ekstrak etanol rimpang temulawak dengan dosis 5,6; 11,2; 22,4; 44,8 dam 89,6 mg/kg bb selama 7 hari berturut-turut, kelompok VII adalah kelompok kontrol positif yang hanya diberi aquadest. Setelah dipuasakan selama 18 jam hewan diberi CCI4 1,5 ml/kg bb dosis tunggal secara oral, 72 jam kemudian diambil darahnya melalui jantung dan dilakukan pengukuran kadar SGOT dan SGPT dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm. Data yang diperoleh menunjukan rata-rata aktivitas SGOT kelompok I, II, III, IV, V, VI dan VII secara berturut-turut adalah 471,06; 348,3; 334,32; 324,2; 322,02; 309,5 dan 68,58 U1. Data rata-rata aktivitas SGPT kelompok I, II, III, IV, V, VI dan VII secara berturut-turut adalah 399,02; 221,54; 212,68; 208,14; 202,18; 191,76 dan 23,72 UI. Data aktivitas SGOT dan SGPT dianalisa dengan anava satu arah dengan tingkat kepercayaan 95%, hasilnya menunjukan nilai signifikan < 0,05, artinya ada perbedaan rata-rata yang signifikan antar kelompok perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji Tukey untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap setiap kelompok, hasil yang diperoleh melalui data aktivitas SGOT menunjukan ada perbedaan bermakna (P<0,05) antara kelompok I dan VII dengan semua kelompok perlakuan. Sedangkan untuk SGPT, kelompok I dan VII menunjukan ada perbedaan yang bermakna dengan semua kelompok perlakuan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanoI rimpang temulawak memberikan efek hepatoprotektor sesuai dengan peningkatan dosis,