Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan diketahuinya gambaran epidemiologi penyakit demam berdarah di ruang rawat inap RSUD Bayu Asih Purwakarta, periode tahun 1999-2001, setelah sebelumnya dilaporkan tingginya angka kasus penyakit demam berdarah di Purwakarta khususnya di RSIJD Bayu Asih Purwakarta selama tahun 1999-2001. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan karakteristik epidemiologi penderita penyakit demam berdarah dengan memanfaatkan data sekunder yang berasal dari catatan medik dan laporan sitologi pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa di ruang rawat inap RSUD Bayu Asih Purwakarta selama periode tahun 1999-2001, dengan penderita sebanyak 463 kasus dengan angka kematian rata-rata (0,86 %). Dari distribusi frekuensi kasus demam berdarah berdasarkan golongan umur, terlihat bahwa golongan usia dewasa (>14 th) merupakan golongan umur yang paling tinggi jumlah penderitanya (56,15 %) dan angka kematiannya juga tinggi (1,53 %). Berdasarkan distribusi frekuensi kasus demam berdarah menurut golongan jenis kelamin, penderita laki-laki lebih banyak (54,21 %) daripada perempuan(45,78 %). Distribusi frekuensi kasus DBD menurut wilayah tempat tinggal dapat diketahui bahwa penderita terbanyak berasal dari daerah Kabupaten Purwakarta (65,44 %) sedangkan angka kematian tertinggi berasal dan luar Kabupaten Purwakarta (1,30 %). Dan distribusi frekuensi kasus demam berdarah berdasarkan waktu kejadian, terlihat bahwa selama periode tahun 1999-2001 penderita paling banyak terjadi pada tahun 2001 sebanyak 226 kasus sedangkan angka kematian tertinggi pada bulan Januari (25 %). Melihat besarnya jumlah penderita penyakit DBD, sebaiknya pihak RS dan Dinas Kesehatan setempat saling membantu bersama sama mencari jalan keluarnya sehingga penyakit DBD khususnya di Kab. Purwakarta tidak lagi tinggi. OIeh sebab itu perlu adanya tindakan dari pihak pihak yang terkait dengan masalah ini agar melaksanakan pemberantasan nyamuk secara bersama-sama dengan masyarakat supaya populasi nyamuk menular dapat ditekan serendah-rendahnya, dan apabila ada penderita DBD atau orang yang terkena tidak dapat menular kepada orang lain.