Abstrak
Tanaman jambu biji cukup luas penyebarannya di Indonesia dan daun tanaman ini telah lama digunakan oleh masyarakat sebagai antidiare, bahkan saat ini telah dibuat sediaan tablet yang mengandung ekstrak daun jambu biji. Untuk mendapatkan simplisia daun jambu biji yang tidak mudah rusak perlu mengurangi kadar airnya sehingga reaksi enzimatik dapat dihentikan. Proses pengeringan dapat menghentikan proses enzimatik dalam sel bila kadar airnya mencapai kurang dari 10%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama pengeringan terhadap kadar tanin total yang diperoleh dari hasil ekstrak daun jambu biji dengan pelarut etanol. Pengeringan daun jambu biji dilakukan dengan cara diangin-anginkan di dalam ruangan terbuka pada suhu kamar mulai hari ke-0, hari ke-2, had ke-4, hari ke-6. Batas pengeringan ditentukan dengan cara mengukur kadar air simplisia sampai berat tetap. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan kadar tanin total ekstrak dari variasi lama pengeringan yang diukur dengan spektrofotometri UV-Vis dengan cara ekstrak ditambahkan pereaksi Folin Denis sehingga membentuk kompleks yang berwarna biro, kemudian diukur serapannya dengan alat spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 743 nm. Dari hasil penelitian menunjukkan kadar air 0 hari 28,67%, 2 hari 20,22%, 4 hari 14,29%, 6 hari 8,02%, 8 hari 8,70%, sedangkan kadar tanin total selama masa pengeringan diperoleh 0 hari 10,95%, 2 hari 13,15%, 4 hari 16,36%, 6 hari 19,95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tanin total daun jambu biji yang dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di dalam ruangan pada hari ke-6 mengandung kadar air kurang dari 10%.