Abstrak
Daun jati blanda (Guazuma ulmifolia Lamk) banyak digunakan oleh masyarakat sebagai pelangsing tubuh karena mengandung tanin. Sebagai obat tradisional kandungan tanin dalam daun ini tidak boleh hilang supaya khasiat obatnya lebih optimal setiap waktu. Pengeringan merupakan suatu proses dari penanganan pascapanen yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik sehingga penurunan mutu atau kerusakan simplisia tidak akan terjadi. Pengeringan dapat menghentikan proses reaksi enzimatik dalam sel sehingga kadar tanin dapat dipertahankan bila kadar air dalam selnya di bawah 10%. Pengeringan daun jati blanda dilakukan dengan cara diangin-anginkan di dalam ruangan terbuka pada temperatur kamar. Batas pengeringan dilakukan dengan cara mengukur kadar air simplisia sampai beratnya konstan. Kadar air daun jati blanda yang dikeringkan pada hari ke-0, ke-2, ke-4, dan ke-6 adalah sebesar 26,93%, 18,07%, 11,57%, dan 6,27%. Kadar air daun jati blanda kurang dari 10% terdapat pada pengeringan hari ke-6. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama pengeringan terhadap kadar tanin total yang diperoleh dari hasil ekstraksi daun jati blanda dengan etanol 95% : air (1:1) selama 2 jam pada suhu 70°C dan kadarnya dihitung dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Pada penetapan kadar total didapatkan kadar tanin total didapatkan kadar tanin pada hari ke-0 sebesar 15,403%, hari ke-2 sebesar 13,489%, hari ke-4 sebesar 12,779%, dan ke-6 sebesar 12,509%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa lama pengeringan daun jati blanda yang diangin-anginkan di dalam ruangan pada temperatur kamar berpengaruh terhadap kadar tanin totalnya.