Abstrak
Setiap perusahaan farmasi yang akan mendistribusikan suatu sediaan atau produknya, harus mengetahui kemampuan sediaan tersebut untuk bertahan dalam batas waktu yang ditetapkan. Selama masa penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya harus tidak jauh berbeda dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Salah satu metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu produk adalah dengan metode uji stabilitas dipercepat. Dengan metode ini kita dapat menguji tingkat kestabilan baik fisika maupun kimianya. Pada metode uji stabilitas dipercepat, suatu sediaan disimpan pada kondisi yang melebihi keadaan normal untuk menetapkan parameter kinetik sehingga dapat diramalkan batas akhir sementara suatu obat. Parasetamol yang beredar di pasaran banyak tersedia dalam bentuk sediaan sirup dengan pelarut alkohol dan ada Pula yang menggunakan pelarut non alkohol. Pada penelitian ini, parasetamol dibuat dalam bentuk sirup sebanyak empat formula dengan perbedaan pelarut campur yang digunakan. Untuk mengetahui tingkat kestabilan parasetamol dalam bentuk sirup, maka dilakukan pengujian dengan metode uji stabilitas dipercepat, yaitu dengan menyimpan sediaan sirup parasetamol ke dalam oven pada temperatur 41°C dan 5I°C selama 12 minggu. Penetapan kadar dilakukan setiap tiga minggu sekali dengan menggunakan spektrofotometer. Dari hasil penelitian, terdapat perbedaan penurunan kadar. Pada formula N mempunyai umur simpan selama 3 tahun 11 bulan. Pada formula 1 mempunyai umur simpan selama 1 tahun 7 bulan. Pada formula 2 mempunyai umur simpan selama 2 tahun 5 bulan. Pada formula 3 mempunyai umur simpan selama 1 tahun. Maka dapat disimpulkan bahwa sediaan sirup parasetamol dengan formula N mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi. Formula yang terbaik di antara formula yang tidak menggunakan alkohol sebagai pelarutnya adalah formula 2.