Abstrak
Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antikolesterol adalah tanaman daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.), zat yang terkandung merupakan senyawa flavonoid dengan mekanisme kerjanya yaitu mencegah LDL teroksidasi, LDL teroksidasi inilah yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Pada penelitian ini, daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) diberikan dalam bentuk ekstrak etanol 70% yang diperoleh melalui metode ekstraksi dingin yaitu maserasi. Penelitian menggunakan 6 kelompok hewan percobaan. Tiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus putih jantan galur wistar yang berumur 4 bulan dengan bobot 200-300 g. Peningkatan kolesterol dilakukan dengan cara diinduksi secara eksogen dan endogen yaitu dengan memberikan kuning telur ayam negeri dan rebusan daging kambing yang mengandung PTU 0,01%. Kelompok 1 sebagai kelompok normal, Kelompok 2 sebagai kontrol negatif, kelompok 3 sebagai pembanding simvastatin (kontrol positif), kelompok 4, 5, 6, merupakan kelompok yang diberikan bahan uji dengan dosis 15 mg /200 g bb, 30 mg / 200 g bb, 120 mg / 200 g bb. Parameter yang digunakan adalah penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi selama 2 minggu (K I), kadar kolesterol total pada kelompok perlakuan yang diberi bahan uji selama I minggu (K II), dan selama 2 minggu (K III). Pengukuran kadar kolesterol total secara enzimatis dengan metode Cholesterol Oxidase Phenol Amino Phenazone (CHODPAP) menggunakan serum darah tikus. Analisa data yang digunakan adalah statistik anova satu arah dan dilanjutkan dengan HSD. HSD dilakukan untuk mengetahui kelompok mana saja yang mempunyai perbedaan bermakna. Analisa data menunjukkan kadar kolesterol total yang diberi bahan uji selama 1 minggu pada tikus sakit antara dosis 30 mg dan 120 mg tidak berbeda bermakna (p > 0,05) terhadap pembanding, namun berbeda bermakna (p <0,05) dengan normal. Sedangkan analisa data kadar kolesterol total yang diberi bahan uji selama 2 minggu menunjukkan antara dosis 30 mg dan dosis 120 mg tidak berbeda bermakna (p >0,05) dengan normal, namun memiliki perbedaan yang bermakna (p <0,05) dengan pembanding. Jadi dapat disimpulkan dosis 30 mg dan dosis 120 mg memiliki efek antikolesterol namun belum optimum.