Abstrak
Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengungkap hubungan antara manajemen kepala sekolah dengan budaya inovatif guru, hubungan antara motivasi kerja guru dengan budaya inovatif guru, serta hubungan antara manajemen kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersamasama dengan budaya inovatif guru. Hipotesis yang akan diuji adalah: (1) terdapat hubungan positif antara manajemen kepala sekolah dengan budaya inovatif guru; (2) terdapat hubungan positif antara motivasi kerja guru dengan budaya inovatif guru; (3) terdapat hubungan positif antara manajemen kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan budaya inovatif guru. Penelitian ini dilakukan dengan metode Survei. Populasi target adalah 632 guru dan sampel diambil 240 dengan teknik cluster sampling. Instrumen penelitian didasarkan atas validitas isi dan keterandalan dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Hasil penelitian menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: pertama, terdapat hubungan positif antara manajemen kepala sekolah (X1) dengan budaya inovatif guru (Y) dengan persamaan regresi Ỹ = 24,8248 + 0,6897X1 dan koefisien korelasi adalah ry1 = 0,682; thitung 14,218 > ttabel 1,969 signifikan pada taraf nyata 0,05 dan dk 238. Kedua, terdapat hubungan positif antara motivasi kerja guru (X2) dengan budaya inovatif guru (Y) dengan persamaan regresi adalah Ỹ = 72,5457 + 0,6245X2 dan koefisien korelasi adalah ry2 = 0,7; thitung 15,121 > ttabel1,969 signifikan pada taraf nyata 0,05 dan dk 238. Ketiga, terdapat hubungan positif antara manajemen kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja guru (X2) secara bersama-sama dengan budaya inovatif guru (Y) dengan persamaan regresi Ỹ = 23,7602 + 0,3948X1 + 0,3938X2, dan koefesien korelasi ganda adalah Ry.12 = 0,758; Fhitung 160,754 > Ftabel 0, sangat signifikan pada 0.05 dan dk pembilang 2 dan dk penyebut 237. Hasil penelitian tersebut diharapkan berguna untuk memperbaiki budaya inovatif mereka melalui peningkatan manajemen kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Dalam menyajikan pelajaran guru harus merangsang siswa untuk berpartisipasi aktif. Penggunaan alat Bantu, benda-benda di sekitar, dan sebagainya seharusnya membantu kelancaran aktivitas di kelas maupun pencapaian tujuan umum. Dalam implikasi hasil penelitian budaya inovatif ini antara lain penyajian materi harus menarik, menyenangkan dan sekaligus menantang. Guru seharusnya menciptakan konteks teriebih dahulu sebelum melakukan suatu kegiatan. Oleh sebab itu, suatu jenis bahan dapat diinterpretasikan berbeda oleh guru yang berbeda.