Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisa hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Gaya Kepengikutan Guru dengan Kemampuan Mengendalikan Stres Kerja Guru SLTPN Sekecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Hipotesis yang diuji adalah: (1) terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kemampuan mengendalikan stres kerja guru; (2) terdapat hubungan positif antara gaya kepengikutan guru dengan kemampuan mengendalikan stres kerja guru: (3) terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dan gaya kepengikutan guru dengan kerampuan mengendalikan stres kerja guru. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah metode survey. Target papulasi adalah guru sekecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Pengambilan sampel menggunakan teori Arikunto Suharsini yaitu sebesar 21,50 %. Teknik pengambilan sample menggunakan multistage random sampling. Instrumen penelitian untuk ketiga variabel kemampuan mengendalikan stres kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah dan gaya kepengikutan guru menggunakan kuesioner. Instrumen divaliditas dengan rumus Product Moment, Hasil uji coba menunjukkan bahwa validitas butir soal untuk kemampuan mengendalikan stres kerja guru terdapat 43 dari 50 butir soal, kepemimpinan kepala sekolah terdapat 48 dari 56 butir soal dan gaya kepengikutan guru terdapat 47 dad 54 butir soal. Keterhandalan untuk instrumen dihitung dengan rumus Alpha Cronbach dengan hasil sebagai berikut: kemampuan mengendalikan stres kerja guru α = 0.93; kepemimpinan kepala sekolah α = 0.97; dan untuk gaya kepengikutan menghasilkan α = 0.93. Analisis data penelitian menggunakan rumus korelasi dan regresi, yang di awali dengan uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas menggunakan rumus Lilliefors sedangkan homogenitas data menggunakan Barlet, dengan hasil ketiga variabel tersebut homogen. Hasil penelitian menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: Pertama, terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan kemampuan mengendalikan stres kerja guru (Y), dengan persamaan regresi Ỹ = 124,818 + 0.314 X1, dan koefisien korelasi ry1 = 0,4254 pada tingkat signifikansi 0,05. Kedua terdapat hubungan positip antara gaya kepengikutan guru (X2) dengan kemampuan mengendalikan stres kerja guru, dengan persamaan regresi Ỹ = 103,439 + 0,412 X2 dengan koefisien korelasi ry2 = 0,5685 pada tingkat signifikansi 0,05. Ketiga terdapat hubungan positip antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan gaya kepengikutan (X2) dengan kemampuan mengendalikan stres kerja guru (Y) dengan persamaan regresi Ỹ = 63,893 + 0,26 X1 + 0,376 X2 dengan koefisien korelasi Ry,12 = 0, 667 pada tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil temuan penelitian tersebut, upaya kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan mengendalikan stres kerja guru dilakukan melalui penyesuaian gaya kepemimpinan, peningkatan manajemen, pembinaan penerapan kebijakan yang kondusif. Upaya peningkatan gaya kepengikutan dilakukan melalui peningkatan dalam menjalankan tugas dan kuwajiban, peningkatan pengetahuan, menyelami gaya kepemimpinan kepala sekolah dan aturan-aturan yang ada. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan kemampuan mengendalikan stres kerja guru sekolah menengah tingkat pertama khususnya di Jakarta. Dan akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.