Abstrak
Upaya pencegahan dan pemberantasan diare dalam rangka menurunkan angka kematian diare terutama pada balita serta menurunkan angka kesakitan diare perlu diperhatikan faktor-faktor penyebab kejadian diare baik secara langsung maupun tidak langsung agar pencegahan dapat dilakukan secara efektif. Di Klinik Rumah Bersalin Marlina jumlah penderita diare pada balita pada tahun 2001 sebanyak 166 kasus, tahun 2002 sebanyak 178 kasus dan tahun 2003 sebanyak 238 kasus.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk inengetahuii faktor-faktor yang herhubungan dengan kejadian diare pada balita di Klinik Rumah Bersalin Marlina, Jakarta Utara 2004. Jenis penelitian ini bersifat studi deskriptif dengan desain cross sectional dengan mcnggunakan data primer yang didapat dari wawancara dan pembagian kuesioner kepada responden, dan data sekunder yang didapat formulir dan dokumen yang ada di Rumah Bersalin Marlina, kemudian dianalisa secara statistik uji hubungan.
Berdasarkan hasil penelitian ini kejadian penyakit diare lebih dialami oleh balita yang ibunya berpendidikan rendah (55,9%), balita dengan pendapatan keluarganya < 700.000 (50%), balita dengan jenis kelamin laki-laki (54,1%), dan balita yang tidak diberikan imunisasi campak (49,2 %). Dari segi pemberian ASI menunjukkan bahwa balita yang tidak diberi ASI (30%), serta penyakit diare juga dialami oleh balita yang menggunakan botol susu yang di tidak rebus (57.5%), balita yang ibunya mempunyai kebiasaan tidak cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas (11,7 %), juga balita yang keluarganya memiliki tempat pembuangan tinja selain jamban sebesar (39,2 %). Dan dari 8 variabel yang diteliti lernyata ada 2 variabel yang menunjukkan adanya hubungan bermakna secara statistik (pemberian ASI dan tempat pembuangan tinja). Dan 6 variabel yang lainnya dinyatakan tidak menunjukkan hubungan yang hermakna secara statistik (pendidikan ibu, pendapatan keluarga, jenis kelamin, imunisasi campak, penggunaan botol susu, kebiasaan mencuci tangan).